A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Terpopuler

Download gratis lagu-lagu kesukaanmu di sini
Tampilkan postingan dengan label profil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label profil. Tampilkan semua postingan

Profil Mocca




Mocca adalah kelompok musik indie asal Bandung. Grup ini beranggotakan Riko Prayitno (gitar), Arina Ephipania (vokal dan flute), Achmad Pratama (bass), dan Indra Massad (drum).

Awal berdiri

Pada mulanya Arina dan Riko merupakan teman satu kampus di Institut Pertanian Bogor. Mereka tergabung dalam sebuah band kampus tahun 1997-an. Karena tidak cocok dengan anggota yang lain, Arina dan Riko pun sepakat mendirikan "Mocca". Dua tahun kemudian mereka bertemu dengan Indra dan Toma. Indra dan Toma merupakan teman satu kampus, mereka belajar desain produk di Institut Teknologi Nasional, Bandung dan masuk ke Mocca pada waktu yang sama.

Mocca pertama kali mucul dalam kompilasi Delicatessen (2002), dan langsung merebut hati penggemar.

Perjalanan karier

Satu tahun kemudian mereka mengeluarkan debut album mereka "My Diary" (2003) dengan label indie "FFWD". Album ini meldak di pasaran. Lagu-lagu seperti "Secret Admirer" dan "Me and My Boyfriend" menjadi hits di mana-mana. Video klip "Me and My Boyfriend" mendapat penghargaan sebagai "best video of the year" versi MTV Penghargan Musik Indonesia 2003.

Bahkan mereka menandatangani kontrak dengan salah satu indie records di Jepang, Excellent Records, untuk mengisi satu lagu dalam album yang format rilisannya adalah kompilasi book set (3 Set) yang berjudul "Pop Renaisance". Ada 3 disc yang diedarkan di Jepang dan Mocca berada di disc no. 2 dengan lagu "Twist Me Arround".

Lagu-lagu Mocca sendiri menggunakan bahasa Inggris dengan alasan memudahkan penulisan syair serta kesesuaian dengan warna lagu pop dengan sentuhan swing jazz, twee pop, dan suasana ala 60-an.

Mocca kembali merilis album kedua mereka tahun 2005 bertajuk "Friends" masih dibawah label indie, Fast Forward Record. Dalam album ini Mocca tidak tampil sendirian. Mereka menggaet dua musisi andal untuk memperkaya musik mereka. Dari dalam negeri, mereka menghadirkan Bob Tutupoli untuk mengisi suara dalam lagu "This Conversation" dan lagu yang khusus dibuat untuknya, "Swing It Bob". Mereka juga berduet dengan musisi asal Swedia, Club 8. Bersama duo asal Swedia ini, Johan dan Karolina Komstedt, Mocca membawakan lagu "I Would Never".

Karier Mocca semakin menanjak. Tak hanya di dalam negeri, mereka mengembangkan sayap ke Asia. Singapura, Malaysia, Thailand, dan Jepang telah menikmati album mereka.

Mocca juga terlibat dalam pembuatan lagu soundtrack. Kuartet ini pernah mengerjakan soundtrack film "Catatan Akhir Sekolah" karya Hanung Bramantyo dan soundtrack sinetron TV "Fairish the Series".

Mocca juga membuat sebuah mini album berisi 6 lagu, 2 di antaranya berbahasa Indonesia. Mini album ini sebelumnya berjudul "Sunday Afternoon", tapi dirilis dengan judul "Untuk Rena". Mocca terinspirasi naskah cerita film anak-anak berjudul "Untuk Rena". Mocca tak hanya mendapat inspirasi. Mereka juga mendapat kesempatan untuk memasukkan "Happy!" dan "Sebelum Kau Tidur" sebagai soundtrack film garapan Riri Riza itu.

Tahun 2007, Mocca mengeluarkan album ketiga mereka, "Colours". Album ini memuat materi baru, termasuk 2 cover song yaitu “Hyperballad” (Bjork) dan “Sing” (The Carpenters) serta sebuah kolaborasi dengan Pelle Carlberg (Edson) yang kemarin sempat menjadi tamu di LA Light IndieFest, dalam lagu “Let Me Go”.(wikipedia.org)

Situs Resmi

ReadMore

Profil Mattta




Matta Band merupakan grup musik asal Bandung, yang dibentuk dan mulai populer pada tahun 2007. Personelnya terdiri atas Sunu (vokal), Dicki (gitar), Yudhi (keyboard), Igo (gitar), Stay (bass) dan Work (drum),

Album pertamanya berjudul Ketahuan, Sumpah Mati, Playboy dirilis pada Juni 2007. Album ini berisi 10 track, di antaranya Sumpah Mati, Kau Raih dan Kau Lepas, Ketahuan, Tak Bertepi, Bersama Kita, Jatuh Cinta Lagi, Berakhir Dengan Pasti, Tersenyumlah, Penantian dan Bila Memang Harus.

Lewat single-nya Ketahuan, Matta Band menjadi sangat populer dan berhasil merail penjualan cukup sukses untuk ukuran band pendatang baru. Bahkan nada sambung dari lagu tersebut mampu menduduki peringkat pertama sebagai nada sambung paling banyak digunakan pada beberapa operator seluler.(kapanlagi.com)


ReadMore

Profil Koil




Anggota
* J.A. Verdijantoro (Otong) - vokal utama (1993-sekarang)
* Donnijantoro - gitar, vokal latar (1993-sekarang)
* Ibrahim Nasution (Imo) - gitar, vokal latar (1993-sekarang)
* Leon Ray Legoh - drum (1993-sekarang)
* Adam Joswara - gitar bas, vokal latar (2007-sekarang)


KOIL berdiri pada tahun 1993, dengan formasi : Otong (vokal), Doni (gitar), Imo (Bass), Leon (Drum). Sejak awal berdiri Koil memutuskan untuk membuat dan memainkan lagu-lagu ciptaan sendiri. Keputusan ini merupakan hal yang kurang lazim saat itu , karena kebanyakan band saat itu lebih sering membawakan lagu orang lain.

Sejarah dan perjalanan band

Dengan usaha keras akhirnya Koil berhasil menciptakan beberapa buah lagu dan pada tahun 1994 dengan dana yang minim Koil bisa masuk studio rekaman dan merekam sekitar 8 buah lagu. Kemudian lagu-lagu itu dirilis dalam single yang berjudul "Demon From Nowhere". Kaset ini hanya diedarkan terbatas, selain karena keterbatasan dana juga karena saat itu Koil kesulitan untuk mendapatkan tempat untuk menjual kaset tersebut. Satu-satunya tempat yang mau memasarkannya adalah Reverse Outfits, sebuah toko kepunyaan Richard Mutter ( ex drummer Pas band)

Pada tahun 1996, seorang produser bernama Budi Soesatio dari label Project Q (label yang mengeluarkan album Slank 1-3) tertarik untuk merilis album Koil dan mengkontrak Koil sebanyak 2 album. Maka pada bulan September 1996 KOIL merilis full albumnya yang pertama yang berjudul “KOIL”, lagu-lagu di album ini sebagian diambil dari single Demo From Nowhere.

Album ini mendapat tanggapan positif dari khalayak musik Indonesia terutama pencinta musik rock, karena musik dan lirik nya dianggap tonggak baru dalam kancah musik rock Indonesia. Musik yang diusung Koil adalah musik rock yang dipenuhi dengan sampling sampling suara . Sampling itu tidak hanya berasal dari instrumen musik tapi juga dari suara-suara yang ada disekitar kita seperti suara air, suara besi dipukul, suara panci dipukul suara-suara binatang, suara orang pidato, dll, yang digarap dengan penggunaan teknik sampling yang apik . Dari segi lirik, penulisan lirik-lirik yang mengekspresian kekosongan hati, kegelapan dan kehampaan cinta yang dituangkan dalam bait-bait lirik berbahasa Indonesia,menjadi suatu nilai plus bagi koil karena lirik bahasa Indonesia masih jarang dipakai untuk jenis musik rock seperti Koil.

Kerjasama Project Q dan Koil sebenarnya masih menyisakan 1 buah album lagi tapi karena dihadang krisis moneter menyebabkan Project Q tidak dapat memproduksi album ke-2 Koil. Akhirnya pada tahun 1998 Koil memutuskan untuk keluar dari Project Q.

Setelah keluar dari Project Q, Koil merilis single Kesepian ini Abadi di bawah label Apocalypse Record. Sebuah label yang dibuat oleh Otong (Koil) dan Adam (Kubik). Kaset single ini pun diedarkan secara indie melalui jaringan distro-distro underground yang saat itu sudah mulai banyak bermunculan di kota-kota besar,

Dirilisnya album ini membuat nama Koil kembali naik ke permukaan ditandai dengan banyaknya tawaran manggung yang datang. Seiring dengan itu, Koil mencoba konsep baru dalam pertunjukannya yaitu dengan memasukan unsur-unsur lain dalam pertunjukannya yaitu fashion dan tarian . Unsur fashion yang mendapat perhatian besar dari Koil adalah penggunaan kostum khusus dalam setiap penampilannya.. Kostum dari kulit, berwarna hitam , penuh asesoris logam , sepatu boots tinggi , membuat penampilan Koil berbeda dengan band-band lainnya. .Ditambah lagi dengan aksi para penari wanita yang berpakaian seksi membuat pertunjukan semakin menarik. Hal ini akhirnya menjadi trademark bagi Koil, sebagai band rock pertama di Indonesia yang memadukan fashion, tari dan musik pada saat manggung.

Setelah merilis single ini, Koil kembali masuk studio rekaman untuk menyelesaikan materi lagu untuk album berikutnya, diselingi juga dengan membantu para musisi lain diantaranya meremix lagu dari Puppen, Burger Kill, Jasad. Lagu-lagu Koil juga masuk di beberapa kompilasi seperti : Best Alternative Indonesia ( prod Aquarius Musikindo), Ticket To Ride ( Spills Record), Kompilasi Viking-Persib.

Pada bulan Februari 2001, setelah melewati perjuangan keras yang penuh tantangan seperti kesulitan dana rekaman, minimnya peralatan musik, teknologi rekaman yang baru , dalam pembuatan album akhirnya Koil merilis full albumnya yang ke-2 yang berjudul Megaloblast dibawah label Apocalypse Record. Album ini berisikan 10 buah lagu dan berbungkus artwork kover yang sangat apik, berwarna dominan putih bergambar muka seorang wanita.

Pada saat pertama dirilis pendistribusian kaset ini dilakukan hanya lewat jaringan distro-distro underground di Jakarta dan Bandung ,pemesanan melalui pos, dan beberapa toko kaset . Cara ini terpaksa ditempuh oleh Koil yaitu untuk menekan biaya pendistribusian Tapi walaupun dengan cara seperti ini album Megalobalst dapat terjual sekitar 15 ribu kopi (sebuah angka yang cukup besar untuk ukuran indie label dan cara pendistribusian seperti ini ).

Angka penjualan ini didukung oleh promo yang gencar yaitu dengan membuat ribuan poster dan baligo yang di pasang di jalan-jalan utama, untuk melakukan promosi seperti ini Koil dibantu banyak pihak seperti distro-distro, radio, majalah, dan yang mengundang kontroversi adalah bantuan dari Restoran McDonalds Cihampelas Bandung (restoran McDonalds dimusuhi komunitas underground di bandung saat itu). Store Manager restoran McDonalds saat itu adalah Wisnu Aji Nugroho aka Wayank ( pendiri band/clothing citysounds ) kabarnya adalah sahabat koil

Setelah itu untuk menambah tingkat penjualannya, Koil membuat video klip untuk lagu Mendekati Surga dan klip itu dikirim ke MTV , tidak disangka-sangka ternyata klip itu mendapat tanggapan positif dari pihak MTV . (saat itu MTV belum menayangkan klip-klip band indie). Setelah beberapa kali ditayangkangkan, klip ini mendapat respon yang sangat tinggi di MTV, (bahkan menurut pihak MTV melebihi request terhadap lagu Linkin Park) , Hal itu membuat pihak MTV mengundang KOIL untuk tampil dalam acara MTV Musik Award 2003.

Melihat potensi ini, pada bulan Oktober 2003 sebuah label yaitu ALFA RECORD menawarkan kerjasama untuk merilis kembali album Megaloblast dengan pendistribusian yang lebih luas yaitu seluruh Indonesia. Akhirnya pada bulan Desember 2003 album Megaloblast dirilis kembali dengan penambahan 2 buah lagu remix dan perubahan artwork kover album, menjadi berwarna hitam, oleh karena itu album ini sering disebut MEGALOBLACK. Untuk menambah tingkat penjualan, Koil membuat 2 buah video klip lagi yaitu untuk lagu Kita Dapat Diselamatkan dan lagu Dosa Ini Tak Akan Berhenti. Kedua video klip ini di buat oleh rumah produksi “Cerah Hati”.

Peredaran kaset Koil secara nasional membuat orang makin mudah mendapatkan kaset Koil maka dengan sendirinya penjualan kaset Koil terus meningkat. Keadaan ini membuat Koil semakin dikenal di dunia musik Indonesia, sebagai salah satu band indie yang dapat disejajarkan dengan band-band major label. Prestasi Koil ini mendapat perhatian dari majalah Times Asia, sehingga dalam salah satu tulisannya menyebut Koil sebagai salah satu band rock masa depan Indonesia,

Pada tahun 2003-2004 Koil banyak diundang untuk tampil di acara-acara seperti Nescafe Musik Asik, Ulang tahun ke -20 tahun Slank di Stadion Lebak Bulus, Pekan Raya Jakarta dan Pensi-Pensi SMU di Jakarta dan Bandung.

Di pertengahan tahun 2005 sekitar bulan Juni, Koil merilis 2 buah single terbarunya yang berjudul Hiburan Ringan Part 1 dan Hiburan Ringan Part II. Single ini masuk dalam soundtrack film horror berjudul ’12:00 AM’. Masih di bulan yang sama , Koil membuat klip dari lagu Hiburan Ringan Part II. Untuk mempromosikan single terbaru ini Koil tampil di acara PESTA INDOSIAR, Kuta Karnival (Bali) untuk acara Oakley dan The Beat Rock Fest. Kemudian di Jogja pada acara Star On Campus.

Saat ini Koil baru saja menyelesaikan album terakhirnya dan sedang melakukan "KOIL BLACKLIGHTSHINESON TOUR 2008"2008.

Diskografi

Album Studio
* 1996: Koil
* 2001: Megaloblast
* 2007: Blacklight Shines On

Album Mini
* 1994: Demo From Nowhere
* 2001: Caligula

ReadMore

Profil Krispatih




Kerispatih adalah sebuah grup musik Indonesia yang dibentuk tahun 2005. Anggotanya berjumlah lima orang yaitu Badai, Anton, Sammy, Arief, dan Andika.

Biografi

Kerispatih terbentuk tanggal 21 April 2003 atas prakarsa empat orang mahasiswa Institut Musisi Indonesia, Arief, Badai, Andika, dan Anton. Awalnya mereka membentuk band bertemakan istrumental enik, yang mereka gubah dalam aransemen baru. Pemunculan pertama mereka adalah di acara Farabi Sunday tanggal 22 April 2003. Mereka pun merekrut Sammy, rekan mereka di kampus dan salah satu finalis 30 besar Indonesian Idol I, sebagai vokalis.

Karier profesional mereka jalani setelah membentuk manajemen band, yang saat itu diatur oleh Ingga Jaya Purda. Kini Kerispatih tergabung dalam manajemen Bagot’z Productions. Kerispatih mulai rekaman di tahun 2004. Mereka bergabung dalam proyek album kompilasi bertajuk Gulalikustik (release September 2004), dengan major label PT. Naga Swarasakti. Keikutsertaan mereka pada album ini berawal dari acara yang diselenggarakan oleh sebuah Stasiun Radio Swasta (88.00 Mustang FM) yang diberi nama Gulali (Lagu Gue Cendili), yang memang menjadi wadah bagi pencipta dan band baru Indonesia. Gayung bersambut, pihak Mustang menawari Kerispatih dalam proyek kolabirasi tersebut. Di album tersebut mereka menyumbang dua buah lagu, "Lupakan Aku" dan "Sebentuk Hati buat Kekasih".

Tahun 2005, Kerispatih merilis album pertama mereka bertajuk Kejujuran Hati. Singel-singel yang dirilis di album ini adalah antara lain: "Kejujuran Hati", "Cinta Putih", dan "Lagu Rindu". Album ini mendapat Platinum Awards pada tahun 2006. Kesuksesan mereka dibuktikan juga dengan mendapat penghargaan sebagai Album Pendatang Baru Ngetop dalam ajang SCTV Music Awards 2006.

Pada tahun 2007, Kerispatih mengeluarkan album keduanya yang berjudul Kenyataan Perasaan, dan merilis singel pertamanya di album ini yang berjudul "Mengenangmu", dan mendominasi tangga lagu Indonesia dan radio. Setelah kesuksesan "Mengenangmu", Kerispatih merilis single keduanya yang berjudul "Tapi Bukan Aku" yang sesuai prediksi akan mengulang kesuksesan "Mengenangmu". Mereka kemudian merilis single ketiganya berjudul "Sepanjang Usia" serta "Untuk Pertama Kali" sebagai single keempatnya. Seperti album pertama mereka, album ini juga sukses mendapat Platinum Awards di tahun 2007.

Kerispatih juga turut berpartisipasi dalam album perdana Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, dengan menyanyikan lagu ciptaan SBY berjudul "Hening".

Pada bulan Juni 2008, Kerispatih merilis album ketiganya yang berjudul "Tak Lekang Oleh Waktu". Di album ketiganya ini, majoritas lagunya dikarang dan dikomposisi oleh Badai, keyboardis Kerispatih. Badai juga berkata, bahwa album ini adalah pergabungan dari album pertama mereka dan album kedua mereka. Jadi, di album ketiga ini berkesan paling sempurna diantara ketiga album yang sudah dirilis. Di album Tak Lekang Oleh Waktu ini, Kerispatih memilih lagu "Bila Rasaku ini Rasamu" menjadi single pertama mereka di album ketiga ini.(wikipedia.org)

Diskografi

* Gulalikustik (2004) - kompilasi
* Kejujuran Hati (2005)
* Kenyataan Perasaan (2007)
* Tak Lekang Oleh Waktu (2008)

Situs Resmi

ReadMore

Profil Jikustik




Jikustik adalah grup musik Indonesia yang terbentuk tanggal 26 Februari 1996 di Yogyakarta dengan anggota: Pongki (vokal, gitar), Icha (bass, vokal), Dadi (gitar, vokal), Adhit (keyboard) dan Carlo (drum).

Perjalanan karier

Pada bulan Februari 1996, sekumpulan anak muda sepakat mendirikan G-Coustic. Huruf 'G' berasal dari nama Geronimo FM, sebuah radio di Jogja, yang berperan dalam berdirinya Jikustik. Sedangkan Coustic berasal dari kata acoustic. Geronimo FM memiliki sebuah program radio yang mendukung band-band independen untuk memperdengarkan karya mereka pada khalayak ramai, G-indie. Dari situlah dua lagu berjudul "Berdua Lagi" dan "Seribu Tahun Lamanya" mulai dikenal khalayak Jogja.

Sebelum bergabung dengan Jikustik, Icha dan Adhit pernah membentuk grup band bersama Eross "Sheila on 7" . Kelompok musik mereka bernama Dizzy dan sering tampil di acara sekolah dan kampus. Dizzy membawakan lagu rock n roll sampai top 40 dengan Icha sebagai vokalisnya.

Tahun 1999, sebuah album rekaman indipenden, "Bulan di Yogya", menjadi langkah awal G-Coustic menapaki belantara musik Indonesia. Album tersebut berisi lagu-lagu, "Bulan di Pangkuan", "Bersanding Denganmu", "Rie...", "Menunggumu Pulang", "Seribu Tahun Lamanya", "Separuh Hati", "Didera Hujan", dan "Adinda". Album itu di produseri oleh Woodel's Production, yang akhirnya mempertemukan G-Custic dengan Warner Music Indonesia. Tahun 2000 terciptalah album "Seribu Tahun" dan Jikustik terlahir.

Pongki dan Icha merupakan anggota yang paling aktif dalam menciptakan lagu. Tidak hanya untuk grup mereka sendiri, mereka juga menciptakan lagu untuk penyanyi lain dan banyak yang akhirnya menjadi hits. Lagu ciptaan mereka dibawakan oleh, antara lain, Audy, Iwan Fals, Chrisye dan Rossa. Penyanyi Malaysia pun membawakan lagu ciptakan dari personel Jikustik itu. Siti Nurhaliza dengan lagu "Seindah Biasa" ciptaan Pongki. Serta Sheila Madjid yang menyanyikan lagu Icha berjudul "Cobalah Bertahan".

Album

"Seribu Tahun" beredar pada pertengahan tahun 2000 dengan beberapa lagu unggulannya yaitu, "Seribu Tahun Lamanya", "Maaf", "Saat Kau Tak Disini (SKTD)", dan "Kau Menghilang". Satu tahun kemudian dibuat album edisi khusus "Seribu Tahun" dengan dibumbui 2 lagu baru yaitu "Setia" dan "Jangan Pernah Kau Layu". Album edisi khusus "Seribu Tahun" ini mampu terjual hingga 600.000 kopi.

Pada 5 Juni 2002, Jikustik merilis album kedua mereka "Perjalanan Panjang" di Planet Hollywood, Jakarta. Album kedua ini berisi 12 lagu terbaik karya mereka. Beberapa lagu dari album kedua ini sempat menduduki posisi teratas pada chart beberapa radio di tanah air, antara lain "Tak Ada Yang Abadi", "Pandangi Langit Malam Ini", "Menggapaimu", dan "Akhiri Ini Dengan Indah".

Jikustik mengeluarkan album ketiga mereka bertajuk "Sepanjang Musim" pada 13 Oktober 2003. Dalam album ini terdapat 10 lagu dalam format kaset dan 11 lagu untuk format CD. Tak berbeda dengan album sebelumnya, beberapa lagu dalam album ini mampu menduduki tangga lagu tanah air, seperti "Untuk Dikenang", "Tak Pantas Untukmu", "Ini Bukan Kesalahan", dan "Samudera Mengering". Lagu "Aku Dan Dunia" menjadi Original Sound Track (OST) dalam sinetron 'Buce Li'. Dalam minggu perdana peluncurannya, album "Sepanjang Musim" mencatat penjualan 150.000 kopi.

Album keempat Jikustik "Pagi" 'dilempar' ke pasaran tanggal 4 November 2004. Unsur akustik mendominasi album ini, seperti lagu "Pergi Tanpa Pesan", "Pulanglah Padanya", "Aku Pasti Mencarimu", "Lelaki Yang Tersisa", "Sudah Terjawab", "Melawan Kesepian", "Kawan Aku Pulang", "Akupun Menunggu", "Aku Percaya Padamu", dan "Lagu Sedih". Dalam album ini terdapat 14 lagu dalam dua format yaitu kaset dan CD, masing-masing berisi 12 lagu dengan bonus track yang berbeda satu dengan lainnya.

Satu tahun kemudian, Jikustik merilis album "Kumpulan Terbaik". Selain berisi kumpulan lagu-lagu terbaik dari album terdahulunya, juga disuguhkan 3 lagu baru. Salah satu di antaranya berjudul "Aku Datang Untukmu" ciptaan Pongki yang dinyanyikan Jikustik featuring Lea Simandjuntak.

Album keenam Jikustik, "Siang" yang merupakan kelanjutan trilogi "Pagi" dirilis pada tanggal 8 Desember 2006. Album ini berisi 11 lagu, dengan lagu andalan "Puisi" karya Dadi. Akhir 2007 Jikustik berencana mengeluarkan album ketujuh mereka, yang menjadi seri terakhir dari trilogi "Pagi", "Siang", "Malam".

Dan yang terakhir adalah album teranyar dari band asal Jogjakarta yakni Malam. Yang menjagokan hits "Selamat Malam". Lagu ini sedikit berbeda dengan lagu-lagu Jikustik yang lain,karena ada unsur disco di lagunya. Jadi lagu ini pas buat ajeb2.

Discografi:

1. Bulan di Djogja (indie)
2. Seribu Tahun (2000)
3. Seribu Tahun Repackaged (2001)
4. Perjalanan Panjang (2002)
5. Sepanjang Musim (2003)
6. Pagi (2003)
7. Kumpulan Terbaik Jikustik (2005)
8. Siang (2006)
9. Malam (2008)

Trivia

8 (angka delapan)
Secara tidak langsung, Jikustik banyak terlibat dengan angka delapan. Kata 'Jikustik' terdiri delapan huruf. Studio rekaman mereka di Jogja terletak di Jl. Wulung No. 8. Dan formasi Jikustik yang sekarang adalah formasi yang ke delapan.

Trilogi

Jikustik menerapkan konsep trilogi pada judul-judul album mereka. Tiga album pertama Jikustik (Seribu Tahun, Perjalanan Panjang dan Sepanjang Musin), bertemakan sebuah waktu yang panjang. Sedangkan tiga album selanjutnya bertemakan hari. Pagi, judul album keempat yang disusul dengan album kelima yang berjudul Siang, kemudian album terbaru mereka Malam. dalam album-album triologi itu tidak ada tema yang benar-benar masuk kedalam lagu-lagu dalam album tersebut, mungkin ada makna tersirat yang membuat lagu-lagu itu dimasukkan dalam album, maupun triologi albumnya.

Tanpa Kata Cinta

Meskipun sebagian besar lagu Jikustik bertema cinta dan mempunyai lirik romantis, tapi tidak ada satu lagu pun di antara lagu-lagu mereka yang memuat kata ‘cinta’ dalam liriknya. (wikipedia.org)

Situs Resmi

ReadMore

Profil Garasi




Garasi Band adalah trio band kelahiran akhir 2005. Garasi digawangi oleh Ayu Ratna (vokal, gitar), Fedi Nuril (keyboard, gitar) dan Aries Budiman (drum). Kelahiran band ini cukup unik karena diikuti rilis film layar lebar dengan setting grup mereka. Film dengan judul Garasi (2006) itu diproduseri oleh Mira Lesmana dan di bawah arahan Agung Sentausa. Album perdana mereka dirilis bersamaan dengan peluncuran film Garasi. Pemasaran album mereka dibantu oleh Indra Lesmana, Abdee Slank, dan Anang, serta diproduksi oleh Miles Music.

Perjalanan karier

Ketiga personil Garasi ditemukan secara tidak langsung oleh musisi Indra Lesmana, adik Mira Lesmana. Ayu awalnya ikut audisi pencarian bakat Indonesian Idol. Namun sayang dirinya tidak lolos. Indra yang tertarik dengan kepiawaian Ayu dalam bermain gitar, sehingga ia meminta kakaknya, Mira Lesmana untuk meng-casting Ayu. Sedangkan Aries adalah drummer yang kerap mengikuti festival dan sering mendapat gelar sebgai best drummer. Fedi Nuril yang sebelumnya terkenal sebagai bintang iklan dan aktor ini mendapat kepercayaan untuk memainkan keybord sekaligus gitar. Album perdana mereka akan diedarkan bersamaan dengan peluncuran film Garasi.

Berkah kembali menghampiri mereka karena dipercaya tampil di Jepang pada tanggal 1 November 2007. Aksi musik dengan iringan akustik ini dilakukan karena film Garasi akan diputarkan secara eksklusif di 8th NHK Asian Film Festival 2007, yang berlangsung pada tanggal 31 Oktober hingga 5 November 2007.

Dua tahun setelah album perdana, Garasi kembali merilis album kedua bertajuk Garasi II pada 7 Juli 2008. Album yang berisi 10 lagu dan 1 bonus track dengan single hits "Tak Ada Lagi" ini mengeksplorasi sound digital rock bernada sedikit mellow. Garasi pun mencoba berkompromi dengan pasar.

Awal tahun 2009, Ayu Ratna resmi dinyatakan mundur sebagai vokalis grup musik Garasi. Masalah ketidakcocokan dan kesibukan Ayu di luar dinyatakan Fedi Nuril sebagai penyebab dikeluarkannya Ayu dari Garasi.(wikipedia.org)

Diskografi

* OST Garasi (2006)
* Garasi II (2008)

Filmografi

* Garasi (2006)

Situs Resmi

ReadMore

Profil Five Minutes




Five Minutes adalah sebuah band pop rock yang berasal dari Kota Kembang Bandung berdiri tahun 1994. Kini, Five Minutes digawangi oleh Ricky Tjahyadi (keyboard), Richie Setiawan (vokal), Drie Warnanta (bass), Roelhilman (gitar), dan Aria Yudhistira (drum).

Formasi awal

Drie dan Ricky bertemu di awal tahun 1990-an dan sempat membentuk band yang tampil di sejumlah kafe. Namun band ini hanya bertahan selama 2 tahun. Mereka kemudian membentuk Five Minutes bersama Sonny (gitaris) dan Sanny (vokalis) di tahun 1994 untuk mengikuti Fetival Band Se-Jabar DKI di Bandung. Dalam ajang tersebut mereka berhasil menjadi juara 1 dari 102 peserta. Tak lama, mereka pun masuk dapur rekaman. Album perdana mereka bertajuk Five Minutes (1996), yang diikuti oleh Five Minutes 2 (1997), Ouw! (2002), Sekat (2003), dan The Best +5 (2004). Penampilan yang unik dengan mengenakan sarung di panggung, menjadi salah satu daya tarik mereka.

Formasi baru

Setelah album The Best, Sanny sang vokalis dan Sonny (gitaris) mengundurkan diri. Ricky dan Drie pun berburu personel baru. Akhirnya Richie (vokal), Roelhilman (gitar), dan Aria Yudhistira (drum) melengkapi formasi Five Minutes yang baru. Pada bulan Juni 2007, mereka merilis album baru bertajuk Rockmantic. Mereka pun menanggalkan sarung yang selama ini lekat sebagai image mereka.(wikipedia.org)

Diskografi

* Five Minutes (1996)
* Five Minutes 2 (1997)
* Ouw! (2002)
* Sekat (2003)
* The Best +5 (2004)
* Rockmantic (2007)
* Rockmantic (Repackaged) (2008)
* Semua Ini Sendiri (2009)

Trivia

* Fiver's adalah sebutan untuk penggemar setia Five Minutes.

Situs Resmi

ReadMore

Profil Ecoutez




Ecoutez adalah grup musik yang berasal dari Indonesia bermarkas di Tebet, Jakarta Selatan. Grup Musik yang terbentuk pada tahun 2002 ini beranggotakan Delia(Vokal), Jay (Drum), Ayi (Gitar), Leo (Bass), dan Iyas (Keyboard).

Awal terbentuk

pada tahun 2005 setelah Tompi, Bibus dan Amar memutuskan untuk meninggalkan Ecoutez dan membuat band sendiri (Maliq n d'essentials), 3 anggota yang masih tinggal yaitu Ayi, Jay dan Leo memutuskan untuk melanjutkan band ini, mereka mengadakan audisi dimana mereka menemukan Delia dan Iyas. Lalu pada tanggal 1 November 2005 Ecoutez terbentuk kembali diproduseri oleh Levi (the Fly).

Ekute

Pada tanggal 15 Juni 2006, Ecoutez merilis album perdana mereka yaitu ekute yang berarti bahasa pengucapan dari nama band mereka. Single pertama mereka yaitu "Simpan Saja" yang tidak lama kemudian diikuti oleh single kedua mereka "Percayalah" lalu single ketiga mereka "Tunjuk Satu bintang"

POSITIVe

Bulan Desember 2008, Ecoutez merilis album kedua mereka yaitu POSITIVe dengan Single andalan "Are You Really the One". Album dibawah naungan label Universal Music Indonesia yang digarap di studio 18 ini seharusnya sudah dirilis pada tahun 2007, namun dikarenakan kesalahan teknis dimana hard-disk komputer penyimpan data rekaman jebol, mereka harus memundurkan jadwal rilis album ini.

Diskografi

* Ekute (2006)
* POSITIVe (2008)

Situs Resmi

ReadMore

Profil Drive




DRIVE terbentuk di Jakarta pada Tahun 2003 berawal dengan nama FLOW dengan personil pada saat itu Vokal : Nivel (Skrg-FOOTNOTE), Gitar : Budi (ex-LAKUNA), Bas : Eko (ex-LAKUNA), dan Drum : Richard (ex-UNGU) adalah persaudaraan antara Budi dan Eko yang membentuk band ini dengan memainkan konsep American Rock 90's setelah membuat beberapa lagu dan demo banyak hal dilalui maka seiring jalanya waktu pula Nivel dan Richard keluar maka Genky Gutawa (A&R Waner Music Indonesia) merekomendasikan Abun (ex-DR.PM skrg KELASIK) sebagai Vokalis FLOW, maklum LAKUNA dan DR.PM adalah band yang bernaung dibawah label yang sama yakni Waner Music Indonesia, dan Abun pun resmi menjadi vokalis. Lalu ia menggamit teman band-nya semasa SMA yakni Adi (ex-AURA) untuk menjadi Drumer FLOW.
Pada Tahun 2003 akhir, Eko diterima bekerja sebagai Sound Engineer di Aquarius Musikindo maka dia mengundurkan diri dari FLOW, dan posisinya digantikan oleh Irwan (ex-KINTAMANI) yang dulu merupakan crew dan juga Additional Guitar di LAKUNA.
Tahun 2004 FLOW berniat untuk rekaman dan berhasil sign kontrak dengan salah satu Indie Label yang diproduseri oleh teman kami Adit (skrg-EDANE) sebanyak 2 album. Namun disaat memulai recording dikarenakan suatu hal Abun sang vokalis tidak bisa meneruskan proses recording dan melanjutkan perjuangan FLOW. Hingga beberapa bulan kemudian posisi Abun digantikan oleh Avan (ex-ZOOM/Kompilasi Mentos BMG) namun seiring dengan sibuknya sang produser dengan bisnis baru industri garmennya yang bernama HIPBONE maka atas persetujuan kedua belah pihak perjanjian tersebutpun batal terlaksana.
Setelah posisi Abun digantikan oleh Avan perjalanan Band pun sempat vakum lama, hingga di tahun 2004 akhir FLOW meminta Robert untuk membantu menangani Manajemen FLOW maka dengan memiliki team & perangkat yang minim FLOW banyak menjajal acara-acara musik di Jakarta saat itu.
Di pertengahan Th. 2005 Ixan (skrg KAMASUTRA) masuk menggantikan sementara posisi Irwan sebelum akhirnya Dygo (ex-AKAR) menjadi basis tetap band ini yang menjadikan band ini lebih bertenaga namun dikarenakan Avan sibuk dengan band Top 40 nya (S.T.U.P.I.D) mangung di luar kota selama beberapa bulan maka FLOW berniat mencari Vokalis baru hingga diketemukanlah Anji (ex-TOPENG/Juara I Asean Beat 2004) yang kehadirannya mampu memberi warna baru dan fresh pada musik FLOW, dan paling utama kehadirannya membuat band menjadi lebih berkarakter. Dan pada tahun yang sama pula FLOW pun berganti nama menjadi DRIVE, dikarenakan muncul Band baru menggunakan nama FLOW di Program musik Acara TV yakni Dream Band 2.
Tahun 2006 menjadi titik awal perjuangan DRIVE, dengan bermodalkan materi yang cukup dan apik maka DRIVE mencoba melempar materi demo musiknya ke tiap major label & Produser Music di Jakarta, dan sambil menunggu jawaban DRIVE banyak mengisi kesibukan dengan manggung di berbagai tempat dari mulai yang non budget, fee transport atau mendapat konsumsi saja hingga dibayar secara profesional. Sampai saat ini sudah puluhan acara telah DRIVE 'jamah' dari mulai Pensi SMA hingga acara gathering perusahaan ini berguna mencari pengalaman dan pendewasaan dalam bermusik secara live.
Dan pada bulan Juli 2006 DRIVE mencoba mengikuti audisi untuk bermain di ke'ku:n Cafe bilangan Kemang hingga akhirnya DRIVE berhasil dapat mengisi acara tiap Jumat malam setiap Minggunya lalu berubah menjadi Sabtu malam tiap Minggu 1 & 3 membawakan lagu-lagu alternative secara live akustik.
Hingga akhirnya di penghujung Tahun 2006 DRIVE berhasil memikat E-MOTION Entertainment, adalah Piyu 'PADI' yang berhasil menemukan gairah dan semangat dalam bermusik DRIVE dan pada tanggal 7 Desember DRIVE mengikat kerjasama kontrak 2 Album dengan E-MOTION Entertainment dengan Piyu sendiri sebagai Produser Musik DRIVE.
Proses Rekaman pun dimulai pada awal Januari 2007 di PAZ Studio milik Piyu di bilangan Cinere untuk Musik Dasar & Rhytem Section, Take Strings di Studio Erwin Gutawa Antasari serta take Vocal di C-PRO Studio Manggarai Tempat dimana Adi Sang Drumer bekerja sebagai Sound Engineer selama ini, Bulan Februari dilakukan Proses Mixing di Aluna Studio oleh Eko Sulistiyo yang notabene adalah Ex-Basis di band ini. Dan selanjutnya proses mastering di Slingshot Studio oleh Stephan Santoso.
Album yang bertajuk 'Esok Lebih Baik' ini akan direncanakan mulai rilis pada bulan Maret 2007, Dengan berisikan materi 11 lagu apik yang siap hadir dalam blantika nusik Indonesia saat ini. Terima Kasih Kepada semua yang telah membantu hingga terwujudnya album yang kami nanti-nantikan ini. PEACE, LOVE & ROCK N' ROLL. (drivemaniacs.com)

Diskografi

* Esok Lebih Baik (2007)
* Kita untuk Selamanya (2008)

Situs Resmi 1
Situs Resmi 2

ReadMore

Profil Boomerang




Boomerang adalah sebuah kelompok musik rock papan atas Indonesia dari Surabaya. Resmi berdiri pada 8 Mei 1994 dengan nama Lost Angels, tetapi sudah mulai berkiprah sejak tahun 1991.

Mereka konsisten tampil di jalur rock, meskipun demikian mereka tidak membatasi pengaruh berbagai macam aliran/style musik. Itu semua menjadi semacam trade mark atau ciri musik yang berbeda dari kelompok ini.

Anggota

* Roy Jeconiah - vokal
* Hubert Henry Limahelu - bass
* Farid Martin - drum
* Andry Franzzy - gitar

Prestasi

Pengalaman yang sudah mereka kumpulkan antara lain adalah masuk dalam 10 besar terbaik Festival Rock Se-Indonesia ke 7 versi Log Zhelebour pada tahun 1993 dan berhak mendapat kesempatan untuk merekam single pertama mereka "No More" dalam album 10 finalis Festival Rock ke 7 Log Zhelebour.

Sejarah

Pada awal tahun '90-an, Hubert Henry Limahelu a.k.a. 'HH5H' (bass), John Paul Ivan a.k.a. 'JPI' (gitar), Roy Jeconiah Isoka Wurangian (vokal) dan seorang drummer mendirikan sebuah band dengan nama 'Lost Angels', sebuah permainan kata dari nama kota Los Angeles dan sekaligus berarti `Malaikat Tersesat`.

Pada tahun 1994 mereka direkrut oleh perusahaan rekaman Logiss Record. Dan pada bulan Maret - April 1994 dibawah produser Log Zhelebour di studio Nirwana Record, Surabaya, mereka bekerja hampir 18 jam setiap harinya untuk merekam album perdana mereka. Sementara selesai dengan proses rekaman album perdana mereka dan menunggu pembuatan cover kaset, mereka memutuskan untuk mengeluarkan drummer mereka karena tingkah lakunya tidak bisa lagi sejalan dengan idealisme tujuan semula kelompok mereka dan terlalu mementingkan materi pribadi.

Pada 8 Mei 1994 mereka sepakat untuk mengganti nama Lost Angels menjadi Boomerang yang juga menjadi judul album perdana mereka yang dirilis dipasaran pada 1 Juli 1994 dengan single hit `Kasih`. Oleh karena itu pada pembuatan klip `Kasih` di album pertama, mereka hanya tampil bertiga. Untuk mengisi kekosongan posisi drummer pada saat mereka harus melakukan tour dan konser, mereka merekrut Farid Martin yang dikenal mereka dari Mas Tony, Sound Engineer pada album pertama dan kedua Boomerang. Pada tanggal 1 Januari 1995 Farid Martin resmi menjadi anggota tetap Boomerang.

Namun pada pertengahan 2005, didasari "perbedaan prinsip", JPI memilih untuk keluar dari Booomerang dan memutuskan untuk bekerja sendiri. JPI membentuk band supergrup Trio JPI bersama dengan bassis Bondan Prakoso dari Funky Kopral dan Cliff sebagai drummer.

Sebagai pengganti JPI, Boomerang sempat merekrut dua gitaris muda Indonesia, Oi dari Power Metal dan Tommy gitaris asal Riau. Tidak puas dengan performa mereka, Boomerang merekrut salah satu gitaris handal Indonesia Andry Franzzy yang merupakan mantan gitaris Powerslaves pada awal tahun 2006. (wikipedia.org)

Diskografi

* Boomerang
* KO
* Disharmoni
* Segitiga
* Hits Maker (1997)
* Hard 'n Heavy (1999)
* Best Ballads (1999)
* Xtravaganza (2000)
* The Greatest Hits of Boomerang (2003)
* Terapi Visi
* Urbanoustic

Situs Resmi
Diskografi di situs resmi Logiss Record

ReadMore

Profil 3 Diva





Tiga Diva adalah trio vokal yang terdiri dari penyanyi Krisdayanti, Titi DJ, dan Ruth Sahanaya. Mereka mulai bergabung dalam 3 Diva awal tahun 2006. Pembentukan 3 Diva tak lepas dari peran Erwin Gutawa sebagai penata musik dan Jay Subiyakto sebagai penata artistik. Mereka berdua juga selalu mengiringi 3 Diva konser hingga akhirnya Erwin-Jay dan 3 Diva berpisah di awal tahun 2008.

Karier
Tiga Diva mulai terbentuk di awal tahun 2006. Saat itu, KD, Titi DJ, dan Ruth Sahanaya bersama Erwin Gutawa sebagai penata musik dan Jay Subiyakto sebagai penata artistiknya menggelar konser di 4 kota besar, Jakarta, Surabaya, Bandung dan Denpasar. Sukses di tanah air, 3 Diva melesat ke negeri tetangga Malaysia. Pada konser di negeri Jiran yang diselenggarakan pada tanggal 25 Maret 2007, 3 Diva masih menggandeng Erwin Gutawa sebagai penata musik dan Jay Subiyakto sebagai penata artistik. Setelah itu, hampir setiap kali 3 Diva manggung, maka dipastikan Erwin dan Jay akan menyertai mereka.

Tak hanya konser bersama, mereka bertiga juga membuat album bersama. Album bertajuk Semua Jadi Satu (2006) ini berisi lagu-lagu yang dibawakan 3 Diva saat konser bersama. Sebagai lagu andalan dipilih karya lawas Deddy Dukun, "Semua Tumbuh Jadi Satu".

Sayang hubungan 3 Diva dan Erwin-Jay retak di akhir tahun 2007. Saat itu 3 Diva dikontrak oleh di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan untuk tampil pada malam pergantian tahun. Namun pihak penyelenggara konser tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan Erwin-Jay. Konser 3 Diva saat itu dibantu oleh Dian HP dan seorang sutradara. Beberapa hari setelah konser berlangsung, Erwin-Jay melancarkan protes lantaran 3 Diva tampil tanpa menyertakan mereka. Menurut Erwin, 3 Diva adalah proyek milik bersama karena didirikan oleh lima orang, yakni Titi DJ, KD, Ruth Sahanaya, Erwin, dan juga Jay. Sedari awal, kelimanya sepakat untuk selalu jalan bersama-sama. Erwin berpendapat mereka tak berhak menggunakan konsep 3 Diva. Erwin juga memprotes penggunaan aransemen musik ciptaannya tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Setelah berhari-hari konfrontasi via media dan menggunakan berbagai macam mediasi, akhirnya 3 Diva dan Erwin-Jay mencapai kesepakatan damai. Isi dari kesepakatan itu antara lain:

* Ruth Sahanaya, KD, Titi DJ dapat terus menggunakan nama 3 Diva
* 3 Diva tidak boleh memakai aransemen dan segala unsur musikal yang pernah dibuat
Erwin Gutawa setiap show terhitung sejak Februari 2008
* Manajemen KD Production yang menangani 3 Diva harus tetap menjaga agar 3 Diva
tidak menggunakan nama Erwin
* Tentang berita yang tersiar pemberian 2,25 milyar untuk Erwin segera diklarifikasi
ke media, dimohon untuk membuat press release masalah ini telah selesai
* Erwin Gutawa dan Jay Subiakto tidak akan bekerja sama dengan 3 Diva dalam bentuk
apa pun demikian juga sebaliknya

Kini setelah tak lagi bersama Erwin-Jay, 3 Diva kemudian mengganti logonya menjadi DI3VA, dengan cara baca tetap sama, 3 Diva. Bersamaan dengan itu, mereka juga mengeluarkan mini album berjudul DI3VA (2008) berisi 3 lagu, yaitu "A Lotta Love" (diciptakan oleh Titi DJ), "Adilkah Ini Untukku" (diciptakan oleh Icha Jikustik), dan "Mencinta" (Titi DJ dan Anang).(wikipedia.org)

Diskografi

* Semua Jadi Satu - 2006
* DI3VA - 2008 (mini album)


ReadMore

Profil Andra and The BackBone




Asal : Jakarta, Indonesia
Genre : Rock
Tahun aktif : 2007–sekarang
Perusahaan rekaman : EMI Music Indonesia
Terkait dengan : Republik Cinta Management
Situs web : http://www.andrathebackbone.com/

Andra & The Backbone merupakan salah satu grup musik dari Indonesia. Anggotanya berjumlah tiga orang yaitu Dedy, Stevie, dan Andra Junaidi. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2007. Lagu utamanya ialah Musnah yang dipopulerkan ulang oleh Mulan Jameela. Album pertamanya ialah Andra & The Backbone, dirilis tahun 2007. Hits lain dari album ini adalah Sempurna yang dipopulerkan ulang oleh Gita Gutawa, serta hits lainnya adalah Lagi Dan Lagi, Dan Tidurlah, Terdalam, Perih, serta Dengarkan Aku.

Salah satu anggotanya, Andra Junaidi, sekarang juga adalah seorang pendiri dan anggota dari grup band Indonesia yang terkenal Dewa 19.

Diskografi

Album Studio
* Andra & The Backbone (2007)
* Season 2 (2008)

Album Kompilasi
* The Best of Republik Cinta Vol. 1


ReadMore

Profil /rif




/rif (rhythm in freedom) adalah grup band Indonesia yang didirikan di Bandung, Jawa Barat. Personel /rif adalah Andy (vokal), Iwan (bas), Adji (gitar), Maggi (drum), dan Ovy (gitar). Sampai saat ini /rif telah menelurkan 6 album musik dengan satu album berisi kumpulan lagu terbaik dari /rif.

Grup band ini dibentuk pada tahun 1992 dengan nama Badai Band. Setahun kemudian nama mereka berganti menjadi R.I.F (Rhythm In Freedom), yang memulai dengan bermain musik dari kafe ke kafe. Tahun 1995, mereka berganti nama menjadi /rif (dengan garis miring di awal nama mereka).

Beberapa kali personel mereka berganti. Hingga akhirnya dengan formasi Andy (vokal), Iwan (bas), Adji (gitar), Maggi (drum), dan Denny (gitar) mereka merambah studio rekaman di tahun 1997, dan merilis album pertama Radja yang melejitkan hits berjudul sama "Radja". Pada bulan Oktober 1998 /rif meluncurkan album kedua, Salami, sebuah album yang sarat dengan muatan moral untuk peduli pada alam. Dua tahun kemudian, tepatnya April 2000 album ketiga berjudul Nikmati Aja diluncurkan. Dan di tahun 2002 kembali mereka merilis album keempat berjudul ... Dan Duniapun Tersenyum.

Sayang, Denny kemudian mengundurkan diri lantaran tak sepaham lagi dengan /rif. Posisinya digantikan oleh Ovy, mantan gitaris Ucamp yang resmi bergabung Maret 2003(wikipedia.org).

Diskografi

* Radja (1997)
* Salami (1998)
* Nikmati Aja (2000)
* ... Dan Duniapun Tersenyum (2002)
* The Best Of (2004)
* Pil Malu (2006)


ReadMore

Profil Slank




Slank adalah sebuah grup musik terkenal di Indonesia. Dibentuk oleh Bimbim pada 26 Desember 1983 karena bosan bermain musik menjadi cover band dan punya keinginan yang kuat untuk mencipta lagu sendiri.

Awal Karir

Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) bentukan Bimo Setiawan Sidharta (Bimbim) pada awal tahun 80-an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.

Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk Red Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki (gitar). Kediaman Bimbim di Jl. Potlot 14 jadi markas besar mereka.

Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank. Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke-13, Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid.

Dengan formasi Bimbim (Drum), Bongky (Bass), Pay (Gitar), Kaka (Vokal) dan Indra (Keyboard) mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.

Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit-Suit... He He He (Gadis Sexy). Album yang menampilkan hit Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album kedua mereka, Kampungan pun meraih sukses yang sama.

Narkoba

Keterlibatan para personelnya dengan narkoba sempat melahirkan keretakan di tubuh band yang bermarkas di jalan Potlot ini. Pada saat menggarap album keenam (Lagi Sedih), Bimbim selaku leader akhirnya memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra. Kaka dan Bimbim tetap menggarap album ke-6 dengan bantuan additional player.

Sebagai gantinya mereka merekrut Ivanka (Bass), Mohamad Ridho Hafiedz (Ridho) dan Abdee Negara (Abdee). Formasi ini bertahan hingga saat ini dan mereka terus melahirkan karya-karya yang menegaskan eksistensi mereka di dunia musik Indonesia.

Penggemar

Slank adalah grup cinta damai dan pada kenyataanya Slank tidak saja berhasil merebut hati penggemar, tapi Slank juga telah berhasil membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk punya sikap. Dan Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik dan kreatif, yang dikenal sebagai Slankers.

Slank Fan Club

Slank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar fanatik Slank.

Buletin Slank

Untuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat sebuah newsletter yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi jadual, kisah-kisah pendek perjalanan tur panggung slank dan sebagainya. Nama buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka masing-masing.

Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.

Koran Slank

Koran Slank diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2002.(wikipedia.org)

Diskografi

1. 1990 - Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy)
2. 1991 - Kampungan
3. 1993 - Piss
4. 1995 - Generasi Biru
5. 1996 - Minoritas
6. 1996 - Lagi Sedih
7. 1997 - Tujuh
8. 1998 - Mata Hati Reformasi
9. 1999 - 999+09
10. 2001 - Virus
11. 2003 - Satu Satu
12. 2003 - Bajakan!
13. 2004 - Road to Peace
14. 2005 - PLUR
15. 2006 - Slankissme
16. 2007 - Slow But Sure
17. 2007 - Original Soundtrack "Get Married"
18. 2008 - Slank - The Big Hip
19. 2008 - Anthem For The Broken Hearted
20. 2009 - Original Soundtrack Generasi Biru

Situs Resmi Slank

ReadMore

Profil Jamrud




Jamrud, grup musik cadas Indonesia, pertama kali dibentuk sekitar tahun 1989 di Cimahi, Jawa Barat dengan nama Jam Rock. Formasi awal ini terdiri dari Azis MS (gitar), Ricky Teddy (bass), Agus (drum) dan Oppi (vokal). Grup ini beberapa kali berganti personil sampai akhirnya terbentuk formasi sekarang, yang terdiri dari Aziz (Azis Mangasi Siagian, gitar), Anto (Krisyanto, vokal), Ricky (Ricky Teddy, bass), dan Herman (Suherman Husin, drum). Pada tahun 2008 Krisyanto mengundurkan diri dari Jamrud dengan alasan sudah jenuh lelah akan aktivitas bermusiknya di Jamrud. (wikipedia.org)

Diskografi

1. 1996 - Nekad
2. 1997 - Putri
3. 1998 - Terima Kasih
4. 1999 - The Best Collection of Jamrud (Kompilasi)
5. 2000 - Ningrat
6. 2002 - Sydney Sydney 090102
7. 2003 - All The Best Slow Hits - Jamrud (Kompilasi)
8. 2004 - BO 18+
9. 2006 - All Access In Love

Situs Resmi Jamrud

ReadMore

Profil Dewa 19


Dewa 19 adalah sebuah grup musik yang berasal dari Surabaya, Indonesia.Grup musik ini telah bebrapa kali mengalami pergantian personel, dan personelnya saat ini adalah:

* Ahmad Dhani (keyboard, gitar)
* Andra Junaidi (gitar)
* Elfonda Mekel (vokalis)
* Yuke Sampurna (bass)
* Agung Yudha (drummer)

Sejarah

DEWA pertama kali dibentuk pada tahun 1986 oleh empat siswa SMP 6 Surabaya, dengan akronim nama mereka Dhani Ahmad Manaf (Keyboard, Vokal), Erwin Prasetya (Bass), Wawan Juniarso (Drum), dan Andra Ramadhan (Gitar); dengan markas di rumah Wawan yang di dalam kompleks Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Warna musik Dewa awalnya lebih pop, namun kemudian Erwin yang penggemar jazz, memperkenalkan musik jazz pada grupnya. DEWA pun berubah haluan ke jazz, sehingga Wawan yang penggemar berat musik rock memutuskan keluar pada tahun 1988 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Posisi Wawan kemudian digantikan oleh Salman dan nama Dewa pun berubah menjadi Down Beat, yang diambil dari nama majalah jazz Amerika. Untuk kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beat waktu itu cukup terkenal, terutama setelah berhasil merajai panggung festival. Sebut saja Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Jarum Super Fiesta Musik.

Ketika nama Slank berkibar, Wawan kembali dipanggil untuk menghidupkan Dewa, dengan mengajak pula Ari Lasso. Nama Down Beat pun berubah menjadi Dewa 19, karena waktu itu rata-rata usia personelnya 19 tahun. Dewa 19 pun mencampuradukkan beragam musik jadi satu : pop, rock, bahkan jazz, sehingga melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat itu. Teman sekelas Wawan, Harun rupanya tertarik oleh konsep tersebut dan segera mengucurkan dana Rp. 10 juta untuk memodali teman - temannya rekaman. Tapi karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat, mereka terpaksa ke Jakarta padahal jumlah dana tadi jelas pas - pasan. Dengan master di tangan, Ahmad Dhani gentayangan dari satu perusahaan rekaman satu ke perusahaan rekaman lain pakai bus kota, sementara Erwin, Wawan, Andra dan Ari menunggu hasilnya di Surabaya. Setelah ditolak oleh sejumlah perusahaan rekaman, master itu akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records.

Album pertamanya Dewa 19 diluncurkan tahun 1992. Diluar dugaan, album ini melejit sukses di pasaran, hingga memperoleh penghargaan dari BASF untuk kategori Pendatang Baru Terbaik dan Album Terlaris 1993.

Dalam pembuatan album Format Masa Depan, Wawan hengkang karena tidak adanya kecocokan diantaranya. Di album in Dewa 19 memperbantukan Rere (sekarang drummer ADA Band) untuk posisi drummer. Setelah album Terbaik-Terbaik selesai, masuklah Wong Aksan menempati posisi drummer. Setelah menyelesaikan pembuatan album Pandawa Lima pada tahun 1998 Wong Aksan dikeluarkan dari Dewa 19, dan digantikan oleh Bimo Sulaksono (mantan anggota Netral). Tak lama kemudian Bimo hengkang dari grup ini dan bergabung dengan Bebi untuk membentuk grup Romeo.

Selain masalah pergantian personel, Dewa 19 juga mengalami masalah akibat terlibatnya dua personelnya Ari Lasso dan Erwin Prasetya mengalami ketergantungan narkoba. Erwin harus masuk rehabilitasi dan pesantren untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu, dan akhirnya sembuh. Ari Lasso yang sulit dihubungi memaksa Dhani mengganti posisinya sebagai vokalis dengan dengan Once. Posisi drummer yang kosong diisi oleh Tyo Nugros.

Dalam albumnya yang kelima Bintang Lima pada tahun 2000, nama Dewa 19 diubah menjadi Dewa. Masuknya Once dan Tyo Nugros ternyata membawa angin segar dengan meledaknya album Bintang Lima ini. Erwin Prasetya yang sebelumnya terjerat narkoba kemudian masuk kembali menjadi pemain bass.

Tahun 2002 Dewa merilis album Cintailah Cinta. Setelah itu banyak masalah yang muncul. Lagu Arjuna Mencari Cinta dipermasalahkan karena diduga melanggar hak cipta, hingga memaksa Dewa menggantinya dengan Arjuna (lagu) saja. Erwin Prasetya kemudian hengkang akibat tidak cocok dengan manajemen Dewa; yang kemudian diganti dengan Yuke Sampurna (mantan bassist band The Groove).

Tahun 2004, Dewa merilis album Laskar Cinta, dan pada tahun yang sama, nama Dewa kembali diubah menjadi Dewa 19.

Pada tahun 2008, posisi drum yang diisi oleh Tyo Nugros diganti oleh Agung Yudha. Posisi baru tersebut resmi diperkenalkan pada video klip "Mati aku Mati".[1][2]

Setelah sekian lama tidak merilis album maupun single, pada Agustus 2008, Dewa 19 meluncurkan single barunya berjudul Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia yang terdapat dalam album kompilasi bertajuk The Best of Republik Cinta Vol. 1. (wikipedia.org)

Album Studio

1. 1992 - Dewa 19
2. 1994 - Format Masa Depan
3. 1995 - Terbaik Terbaik
4. 1997 - Pandawa Lima
5. 2000 - Bintang Lima
6. 2002 - Cintailah Cinta
7. 2004 - Laskar Cinta
8. 2006 - Republik Cinta
9. 2007 - Kerajaan Cinta
10. 2009 - Demokrasi Cinta

Album Kompilasi

1. 1999 - The Best Of Dewa 19
2. 2008 - The Best of Republik Cinta Vol. 1

Albums Rekaman Konser

1. 2004 - Atas Nama Cinta I & II
2. 2005 - DVD Live in Japan (Limited Edition)

Situs Resmi Dewa 19

ReadMore

Profil Band Gigi



D
engan modal keinginan yang sama khususnya di bidang musik Aria Baron, Thomas Ramdhan, Ronald Fristianto, Dewa Budjana dan Armand Maulana pada tanggal 22 Maret 1994 mendirikan kelompok musik yang diberi nama cukup unik : G I G I .

Kehadiran mereka di blantika musik Indonesia awalnya tidak langsung bersinar begitu saja, padahal kalau dilihat dari penampilan , kemampuan dan pengalaman-nya, mereka dapat dikategorikan sarat sebuah group musik yang harus diperhitungkan kehadirannya.

Album perdana “ ANGAN “ terjual 100.000 copy, sebuah angka penjualan yang sebenarnya cukup lumayan untuk sebuah group baru pada masa itu, apalagi kalau didengar dengan teliti bahwa pada album tersebut warna musik GIGI belum terlihat jelas, mereka masih dalam proses pencarian, mereka masih memainkan musiknya menurut kata hatinya sendiri-sendiri, kebutuhan group pada saat itu dipikirkan dan hasilnya belum seperti yang diharapkan.

Ada angin, publik mulai memperhatikan musik GIGI, menyadari hal tersebut merupakan peluang yang baik, mereka mulai membenahi segala bidang yang dianggap penting dalam berolah musik. Dalam mempersiapkan album kedua konsep musik benar-benar dimatangkan dan disempurnakan dengan mempertimbangkan analisa dan masukan-masukan yang diperoleh pada album pertama. Selain itu untuk lebih memaksimalkan konsentrasi personel GIGI dalam berolah musik, tanpa terganggu hal-hal lain di luar musik, dibentuklah GIGI MANAGEMENT.

Kerja keras dan kesabaran membuahkan hasil yang baik, album kedua “ DUNIA “ yang dirilis tahun 1995 adalah sebuah pembuktian bahwa perjuangan mereka selama setahun tidaklah percuma. Album dengan lagu hit “ Janji “ laku terjual 400.000 copy. Tidak itu saja prestasi yang diperoleh , selain album ini ikut menaikan kembali permintaan akan album pertama, pada acara Indonesia Musik Emas yang diikuti oleh group-group papan atas di Indonesia, GIGI dinobatkan sebagai kelompok musik terbaik. Kondisi ini pula yang memudahkan GIGI MANAGEMENT untuk menggapai target tahunannya.

September 1995 adalah tahun cobaan, pada saat dimana GIGI sedang tegar berkibar di atas, Aria Baron meninggalkan GIGI, pasalnya ingin melanjutkan sekolahnya di Amerika. Akhirnya dilepaslah Baron dan GIGI tetap berjalan dengan komitmen tidak juga menambah personil pengganti ( walau banyak guitarist yang mau audisi). kondisi seperti ini ternyata tidak membuat masalah berarti. Terbukti pada April 1996 saat GIGI me-rilis album ketiganya yang berjudul “ 3/4 “ masih banyak yang menyukainya. Album dengan lagu hit “ O O Oo Oo O “ ini laku terjual sama dengan album kedua kurang lebih hampir 400.000 copy. Sedangkan prestasi tahun 1996 yang diperoleh GIGI adalah sebagai kelompok musik paling bersinar 1996, Group Band terlaris 1996, dari Data management 48 kali show yang ditargetkan dapat tercapai 59 show, satu di antaranya di Amerika.

Lagi-lagi cobaan, semua masalah yang ada di tahun 1995 dapat terselesaikan datang lagi ditahun 1996, Thomas Ramdhan pada Mei 1996 mengundurkan diri disusul Ronald Fristianto pada November 1996. Bukan saja management yang menyesalkan permasalahan ini terjadi tapi masyarakat musik pun demikian adanya. Akhirnya apa boleh dikata demi memberikan pertanggunganjawaban atas kewajibannya, GIGI (yang personelnya tinggal Dewa Budjana dan Armand Maulana saja) didukung sepenuhnya oleh Management memutuskan untuk tetap berjalan dan mencari pemain pengganti. Pilihannya adalah Opet Alatas ( Bass ) dan Budhy Haryono ( drum ).

Tahun 1997 adalah tahun serba baru bagi GIGI. Selain dua pemain baru dan konsep musik baru, perusahaan rekamannya pun baru. Sebenarnya kondisi lain yang diharapkan harusnya baru juga, ternyata tidak begitu, Album yang diberi nama “ 2 X 2 “ yang dapat dikatakan album tereksklusif GIGI tersebut yang proses pengambilan suaranya di lakukan di Indonesia dan Amerika, proses penyempurnaan keseluruhan ( Mixing dan Mastering ) di lakukan sepenuhnya di Amerika kurang dipromosikan secara maksimal, akibatnya album yang bekerjasama dengan Musisi Dunia seperti Billy Sheehan ( Bassist Mr. BIG ), Harry Kim dan Arturo Velasco ( Phil Collins Brass Sections ), Eric Marienthal ( Saxophone Solo ) hasil yang diharapkan tidak seperti yang ditargetkan. Untung ada Program tour 100 Kota dari Management GIGI yang paling tidak membantu meningkatkan penjualan kaset.

Tahun 1998, adalah tahun pembuktian bagi GIGI. Konsep musik yang sempat sedikit berubah akibat penyesuaian dengan personel yang baru, sekarang kembali seperti cirinya sediakala. Pindah perusahaan rekaman ke Sony Music Indonesia adalah pilihan yang tepat. 19 Juni 1998, sepulangnya GIGI show di Malaysia , album “ KILAS BALIK “ di lempar kepasar. Tidak diduga hasilnya, dengan kerjasama yang baik antara Management GIGI dan Sony Music Indonesia mengemas promosi album, tingkat penjualan kasetnya terhitung laku keras. Tidak saja di Jakarta atau di Pulau Jawa, dipulau lainnya pun penjualan kaset GIGI menjadi best seller untuk beberapa periode mingguan. Sedangkan hits lagu “ Terbang “ duduk ditangga lagu terbaik radio di Indonesia tidak kurang dari 9 minggu, belum lagi lagu lainnya seperti “ Dimanakah kau berada “ dan “ Rindukan Damai “. Penjualan kaset dan CDnya mencapai angka 300.000. Prestasi lain yang diperoleh ditahun 1998 pun sangat menggembirakan seperti di Anugerah Musik Indonesia, GIGI menggondol beberapa katagori seperti Group Terbaik, Penyanyi Terbaik, Lagu Terbaik dan Nominasi Cover Kaset Terbaik. Sedangkan dari media cetak GIGI dinobatkan sebagai group pop rock terbaik 1998 dan group paling bersinar 1998. Yang paling menggembirakan bagi GIGI di kondisi ekonomi Indonesia yang sedang parah begini target management untuk mencapai 48 kegiatan/show dalam satu tahun ( terhitung Juni 1998 ) sudah terlampaui di akhir tahun 1998 dengan 68 kegiatan/show.

GIGI tetap gigih dalam ber- Cita, menyelesaikan Cipta untuk mendapatkan Citra. Karena hal itu GIGI yang terdiri dari Armand Maulana ( Vocal ), Budhy Haryono ( Drum ), Dewa Budjana ( Guitar ) dan Opet Alatas ( Bass ) akan selalu berusaha melakukan terobosan baru dalam bermusik.

Tahun 1999, adalah tahun yang cukup suram bagi dunia musik Indonesia. Dalam kondisi perekonomian yang dilanda krisis berkepanjangan sangat mempengaruhi aktivitas dan kehidupan bermusik. Bursa kaset, aktivitas show, aktivitas rekaman terasa ikut lesu darah. Ditambah dengan suhu politik yang kian meninggi menjelang pemilu tahun ini, menimbulkan bermacam prediksi dan ketidakpastian tentang kondisi pasca pemilu. Demikian pula yang terjadi pada dunia musik. Banyak proyek-proyek rekaman tertunda menunggu perkembangan politik dan ekonomi Indonesia.

Di tengah ketidakpastian dan kesemrawutan itulah GIGI tetap bertahan dan tetap terus berkarya. Bahkan suasana muthakhir negeri tercinta ini terekspresikan dalam salah satu karya GIGI terbaru yang berjudul “1999,,,,Menangis”.

Bersamaan dengan HUTnya yang ke 5 bulan April 1999 yang ditandai dengan konser tunggal GIGI di Gedung Kesenian Jakarta yang bertajuk “Konser Balas Budi”, diluncurkan pula album ke 6 GIGI yang berjudul “BAIK” . Ada yang istimewa di album keenam ini. “Si anak hilang” THOMAS RAMDHAN kembali memperkuat jajaran formasi GIGI yang posisinya di tiga tahun kemarin diisi oleh Opet Alatas. Dan GIGI seakan menemukan kembali komponennya yang sempat hilang, yang membuat formulasi komposisi-komposisi GIGI kian kokoh saja. Dengan hits andalan “Hinakah” Album GIGI – BAIK menginjak bulan kedua sudah mencapai penjualan 60.000 keping meskipun belum ditunjang dengan promosi penayangan video klipnya yang eksklusif (dikarenakan kapling acara di media televisi saat itu didominasi oleh kampanye-kampanye parpol dan talk show bernuansa politik yang memang ratingnya sedang tinggi). Dan….. Armand Maulana, Budhy Haryono, Dewa Budjana dan Thomas Ramdhan tetap berkeyakinan bahwa bagaimanapun keadaannya, apapun cobaan dan rintangannya, dengan segenap kepiawaiannya berolah musik GIGI akan tetap menggigit di sanubari penggemarnya dan masyarakat pada umumnya. Di tahun 1999 itu pula GIGI mengukir sejarah dalam karier musiknya dengan menggelar konser tunggal yang di beri nama “Konser Balas Budi” di Gedung Kesenian Jakarta dengan melibatkan puluhan pemain orkestra dalam konsernya itu.

Konser ini merupakan ekspresi balas budi GIGI untuk semua pihak yang turut membantu suksesnya GIGI.

Selain ditayangkan secara langsung dalam acara ekslusif oleh Indosiar, konser ini juga direkam secara live dan album live tersebut dirilis pada pertengahan tahun 2000 dengan judul “GIGI GREATEST HITS LIVE IN CONCERT”

Tahun 2000, selain album “GIGI GREATEST HITS LIVE IN CONCERT” yang dirilis oleh Sony Music Indonesia, Sony Music Malaysia merilis pula ALBUM GIGI yang merupakan kompilasi dari album “KILAS BALIK” dan album “BAIK”.

Agenda konser GIGI tahun 2000 ini cukup padat. Totalnya adalah 86 konser, termasuk di dalamnya adalah konser di Malaysia, Brunei dan Jepang.

Tahun 2001 GIGI merilis Album ketujuh, yang berjudul “Untuk Semua Umur” dengan lagu andalan antara lain “Jomblo”, “Diva”. Album ini juga dirilis di Malaysia dengan label Sony Music Malaysia.

Hal lain yang patut dicatat adalah di antara deretan agenda konser GIGI sepanjang tahun 2001 ada 3 buah konser yang digelar di manca negara yaitu: California-USA, Tokyo-Jepang dan Malaysia.

Tahun 2002, sewindu sudah grup musik GIGI genap berkarya semenjak terbentuk 22 April 1994 silam. Berkarya lewat lagu, GIGI mempunyai rona sendiri yang menghiasi raut wajah musik tanah air. Berbagai aliran musik terolah baik lewat para personilnya yang sempat bongkar pasang sejak kemunculannya hingga terakhir GIGI didiami Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (Gitar) Thomas Ramdhan (Bass), dan Budhy Haryono (drummer). Dari para personil berlatar belakang musik berbeda itulah GIGI mampu menyajikan musik berkualitas nan kaya. Jadi jangan heran kalau mereka piawai memainkan musik-musik ngepop-rock sampai beat jazz yang kadang ikut mengisi, atau eksperimen musik lainnya.

Di usia 8 tahun pulalah GIGI kembali mencetak album yang berisikan lagu-lagu hits yang pernah dilambungkan sekaligus melambungkan nama mereka sebagai salah satu grup musik besar Indonesia. Lagu-lagu seperti Angan, Kuingin (Angan - 1994), Janji, Yang T'lah Berlalu/Nirwana (Dunia-1995), Oo….Oo….Oo…., Damainya Cinta (3/4), Terbang, Rindukan Damai (Kilas Balik-1998), Hinakah (Baik-1999), Jomblo (Semua Umur- 2001) masih sangat akrab di telinga kita. Dengan lirik puitis dan irama yang mudah diingat tak pelak lagi, hit-hit GIGI sering terputar di banyak stasiun radio dan begitu juga klip-klipnya.

Album THE BEST OF GIGI yang dirilis pada bulan Juni 2002 ini memuat 14 lagu dimana dua diataranya adalah dua lagu baru yang belum pernah dirilis sebelumnya, yaitu Andai dan Jalan Di Bulan. Kedua lagu ini mempunyai basic track musik yang sama, yaitu dari akustik, yang mengingatkan kembali para penggemar GIGI akan lagu-lagunya yang catchy dan easy listening. Lagu Andai yang ciptakan pada periode Januari - Februari 2002 ini didaulat menjadi lagu unggulan di album ini. Ada cerita menarik dari penggarapannya. Waktu itu sempat terjadi perdebatan alot antar personil mengenai liriknya. Armand yang menggarap lirik ini sempat membuat 3 versi lirik, dan akhirnya pilihan jatuh pada versi terakhir dimana lirik itu sesuai dengan melodi dan nuansa lagunya. Isinya sendiri menceritakan tentang seorang pria yang meninggalkan selingkuhannya untuk dijadikan pilihan kedua. Video klip lagu Andai ini cukup unik, dimana tampil 'model dadakan seperti Sheila On 7, Andy (/rif), Yuke (The Groove), dan masih banyak lagi.

Untuk lagu Jalan Di Bulan, GIGI menggarapnya saat promo ke Malaysia. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana perasaan orang jatuh cinta itu, yang melayang serasa dibulan.
Lantas bagaimana pendapat GIGI sendiri mengenai album THE BEST OF GIGI ini.
'Album ini adalah persembahan terbaik dari GIGI. Dimana pilihan lagunya tidak terbatas pada lagu-lagu yang telah hit saja, tetapi juga lagu-lagu lain yang bisa disebut sebagai 'lagu eksperimen', seperti lagu Bumi Meringis dan Rindukan Damai,'kata Armand mewakili teman-temannya.

Dan Alhamdulillah album The best of GIGI saat ini telah meraih Double Platium Awards dari Sony Music, dan itu berarti penjualan albumnya telah melampaui 300.000 keping.

Salam Kedelapan

Inilah cara GIGI berucap salam kepada dunia dengan melemparkan album terbarunya, Salam Kedelapan. Tahun 2003 berarti tahun kesembilan bagi band bernama sederhana ini. Lho tapi kenapa judulnya Salam Kedelapan? "Ya karena ini adalah album ke-8, dan kebetulan proses rekaman dan penciptaannya telah usai di tahun 2002 kemarin pas GIGI masih berusia 8 tahun," ucap Armand sang vokalis yang rajin menulis lirik buat GIGI.

Selama tiga minggu GIGI ngendon di studio mereka menggodok materi album berikut proses mixing. Materi sebenarnya banyak tercipta di luar studio, seperti inspirasi lirik yang tiba-tiba datang ketika terkena macet atau inspirasi lagu ketika di tengah-tengah tur. Hasilnya genap sepuluh lagu mengisi album ini.

Dari segi musik GIGI merasa Salam Kedelapan cerminan dari kondisi mereka yang sedang santai hasil istirahat selama 6 bulan yang ternyata berguna sekali dalam mengendurkan tekanan. Begitu santai, ide-ide positif yang terbenam bisa muncul begitu saja. Tambahan lagi GIGI baru pertama kali ini berkesempatan berkolaborasi dengan sound engineer Stephan Santoso.

"Permainan lepas kita berempat ketemu dengan ide-ide baru Stephan membuat nuansa segar banyak tertuang di materi album terbaru kita ini. Dari segi teknik, album ini memang terlihat musik GIGI banyak mengalami hal baru, salah satunya adalah kolaborasi GIGI dengan Stephan. Satu hal lagi yang menonjol di sini tampilnya barisan lirik yang lebih lugas dan positif dan olah vokal yang tidak terlalu banyak improvisasi," ujar Armand melengkapi.

Alhasil album ini penuh dengan warna-warni GIGI yang mungkin bakal sedikit mengejutkan, tapi tentunya menyegarkan. Simak saja lagu pembuka album ini berjudul Terima Saja. Gebukan drumnya dari awal lagu sampai penutup asyik banget, ditambah teriakan nanananana, Hoy…nanananana, Hoy… yang lumayan bikin kaget tapi seru. Kebayang kan kalau lagu ini dibawakan langsung oleh GIGI. "Kadang dalam menulis lagu, kita memikirkan bagaimana lagu ini akan dibawakan langsung nanti. Mengingat kita menyukai aksi panggung yang memang benar-benar bisa main lepas di depan penikmat lagu GIGI dengan segala atraksi dan improvisasi. Belum lagi dengan bernyanyi seperti ini kita bisa lebih berinteraksi dengan penonton yang ada. Ini kan menarik dan membuat kita tambah semangat," tegas Armand lagi.

Tembang kedua GIGI melaju lambat dalam Perihal Cinta. Temanya apalagi kalau bukan cinta. Lagu yang liriknya digodok lewat sms antara Armand dan Thomas ini jadi lagu unggulan yang sudah banyak terdengar di radio-radio tanah air. Dan sudah juga merajai banyak tangga lagu kita. Untuk video klipnya, Dimas Djayadingrat menyiapkan suatu konsep footage- dari dokumentasi perjalanan GIGI di Jakarta-Bandung dengan model klipnya, Nirina. Untuk tembang lembut lainnya ada Jatuh Padamu. Dari judulnya lagi-lagi sudah bisa ditebak temanya apa. Dan lagi-lagi untuk liriknya adalah hasil rembukan duet Armand-Thomas.

Selebihnya GIGI lebih sering memainkan tempo yang medium dan lebih cepat seperti Kucari Yang Kau Mau, Salam, Wanita, Untukmu Teman, Ketakpastian, Rahasiaku dan Akhir Cerita. Mereka juga banyak bermain dalam irama dan lirik lagu yang lebih ceplas-ceplos. Seperti keunikan komposisi gagah berjudul Rahasiaku yang menceritakan kesombongan seorang laki-laki atas kejantanannya.

Secara keseluruhan album terbaru GIGI ini melaju dengan tempo sedang yang rancak. Entah itu dari sound drum, akustik dan distorsi gitarnya atau sound bass yang kalau dipadu memang segar di telinga. Memaksimalkan energi empat sekawan ini dalam tuangan satu album.

Masa rehat GIGI telah usai sejak merilis album The Best of GIGI. Kini mereka kembali dengan sikap santai yang berbuah positif. Kita sambut saja salam GIGI ini lewat Salam Kedelapan.

Original Soundtrack Brownies

Tahun 2004, GIGI kembali ‘dihantui’ dengan trauma ‘bongkar-pasang’ personel. Dalam masa penggarapan album Original Sound Track (OST) Brownies Budhy Haryono karena satu dan lain hal tidak dapat ikut aktif di studio rekaman. Karena album ini harus segera selesai seiring dengan akan dirilisnya film Beownies, atas referensi dari Budhy dan kesepakatan personel GIGI lainnya dilibatkanlah Hendy sebagai additional player menggantikan posisi Budhy Haryono.

Album OST Brownies (yang termasuk album paling dinanti di tahun 2004 versi majalah Hai No.32 TH. XXVIII) ini diramu dengan takaran 5 lagu baru, 3 lagu aransemen ulang dan 2 lagu yang dicomot dari album-album GIGI sebelumnya. Hasilnya, sebuah pop yang manis, semanis mencicipi lezatnya BROWNIES.

Album dengan resep pop manis ditaburi lirik yang easy listening ini, hadir sebagai album soundtrack film layar lebar dengan judul yang sama, BROWNIES. Film komedi romantik garapan sutradara Hanung Bramantyo ini dibintangi oleh Marcella Zallianty, Phillip, VJ Arie MTV dan Bucek. Alur ceritanya sendiri mengisahkan tentang seorang gadis kosmopolit yang sedang mencari arti sebuah cinta sejati.

GIGI diberi kepercayaan penuh oleh SINEMART, rumah produksi yang menggarap film layar lebar ini, untuk membuat soundtrack nya. Inilah yang membuat GIGI tidak kehilangan warna walaupun GIGI harus tetap berpatokan dengan skenario film Brownies tersebut. Proses pembuatan lagu-lagu baru di album ini pun cukup sederhana. Sembari membayangkan adegan per adegan yang akan muncul, GIGI duduk bersama menggelar workshop sambil memainkan gitar ‘kopong’ dan terciptalah 5 lagu baru yang lebih segar.

Kehadiran Hendy yang menggantikan posisi Budhy sangat berperan dialbum ini. Hendy diberi kebebasan bermain sesuai dengan style-nya dan selalu dimintai pendapatnya dalam mengaransemen sebuah lagu. Additional drummer yang memiliki nama lengkap Gusti Erhandy ini, pernah bekerja bareng dengan Erwin Gutawa Orchestra untuk konser-konser Chrisye dan Krisdayanti.

Bisa Saja adalah single yang dipilih untuk menjadi single pembuka album ini. Lagu yang berirama pop-funky ini kental dengan suasan yang segar, liriknya bercerita sesuai dengan kisah dari film Brownies. Kemudian ada sebuah lagu paten yang mengandalkan dentingan gitar akuistik Budjana. Lagu tersebut dihadirkan pada sebuah lagu yang berjudul Cinta Terakhir. Lagu-lagu baru lainnya yang ada di album ini pun tidak kalah asik untuk dinikmati. Termasuk 3 lagu lawas yang diaransemen ulang.

Ketiga lagu yang diaransemen ulang tersebut semakin enak disimak dan benar-benar jauh berbeda dari versi awalnya. Simak saja lagu Jatuh Padamu, yang diambil dari album SALAM KEDELAPAN (2003). Dilagu ini, GIGI tampil mempersembahkan Indra Lesmana pada Rhodes. Hasilnya, sebuah lagu yang melankolis. Lagu Selamat Datang Asmara pun tak tanggung-tanggung diaransemen ulang. GIGI merombak lagu yang dialbum asalnya, UNTUK SEMUA UMUR (2001), tampil dalam format full band, disini tampil dengan format akuistik. Dan lagu Tanpamu Sepi dari album BAIK (1999), juga dipilih untuk masuk dalam album ini. Lagu ini menjadi lebih nge-beat dan semakin enak disimak.

Album ini sebagai pemanasan sebelum menyaksikan film layar lebarnya yang rencananya akan diputar dijaringan bioskop 21 bulan Januari tahun depan. Film yang tentunya bakalan ditunggu-tunggu, karna perpaduan antara cerita komedi romantis dengan musik GIGI yang ringan. Takaran yang sempurna ini, diyakini membuat Brownies ini semakin lembut sekaligus legit dan membawa GIGI Kita tersenyum penuh cinta tatkala mendengarkan dan menyaksikan BROWNIES.

Raihlah Kemenangan

Apa jadinya kalau lagu-lagu rohani Islam yang syahdu seperti Tuhan-nya Bimbo, di ‘acak-acak’ sama GIGI.Bakal menuai pro dan kontra kah?
Tepat dua hari menjelang Ramadhan tahun 2004 ini GIGI meluncurkan album berjudul RAIHLAH KEMENANGAN, sebuah album religi yang mengangkat lagu-lagu rohani legendaris plus lagu karya GIGI sendiri. Apa sih yang mendorong mereka merilis album ini.

Konsep album ini sudah dirumuskan sejak satu tahun yang lalu. Berangkat dari keprihatinan GIGI atas kurangnya apresiasi anak-anak jaman sekarang terhadap seni bernafaskan islami.

"Pernah gue bawain salah satu lagu islami Bimbo di depan keponakan yang masih ABG, dan komentarnya, kok bawain lagu cupu (tua) begitu sih," cerita Armand.

Dari pengalaman itu dia menyimpulkan bahwa anak-anak zaman sekarang mungkin kurang mengenal musik-musik islami karena seleranya kurang pas dengan mereka. Jadi kenapa musik dan aransemennya tidak dibuat mendekati selera mereka, sehingga jika mereka suka, akan menyanyikan dan syukur-syukur dapat menghayati makna lirik yang tergantung didalamnya.

Proses pembuatan album sendiri tidak mengalami kendala yang berarti. Dewa Budjana yang notabene bukan muslim mendukung sepenuhnya, karena apa yang mereka kerjakan ini toh juga bisa diatasnamakan sebagai apresiasi seni.

Akhirnya terkumpulah 10 lagu yang dikemas dalam album bertajuk Raihlah Kemenangan. Delapan lagu diambil dari lagu-lagu islami yang selama ini memang sudah sangat familiar. Sebutlah lagu seperti Tuhan (Sam Bimbo), Rindu Rasul (Sam Bimbo, Taufik Ismail), Ketika Tangan dan Kaki Berkata (Chrisye, Taufik Ismail). GIGI sendiri membawakan dua lagu ciptaan sendiri yaitu Hilang dan Karunia-Mu. "Lagu Hilang dari album GIGI ¾ yang diaransemen ulang. Kebetulan liriknya tentang ketuhanan. Sedangkan lagu Karunia-Mu, ciptaan Thomas, sebenarnya adalah materi untuk materi album ke-9, karena liriknya juga tentang ketuhanan jadi cocok untuk dimasukkan di album ini," jelas Armand.

ROCK HABIS

Jangan kaget jika mendapati lagu–lagu di album ini beda dari pakem kebanyakan lagu islami. Pokoknya ngerock habis. Lagu Tuhan yang aslinya syahdu dan mendayu, digubah habis menjadi ngerock ala GIGI, dengan adanya tarikan gitar distorsi dan isian brass section. Mantap dan berisi. Tak salah lagi jika lagu yang selalu menjadi anthem pada setiap bulan Ramadhan ini dipilih sebagai hit jagoan. Pada lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata, GIGI menyuguhkannya dengan style rock yang digabung dengan isian rap. Hasilnya, sungguh menggetarkan! Pada lagu Lailatul Qadar, kocokan gitar dan drum digeber dengan tempo cepat, dengan loop – loop yang membalut lengkingan vokal Armand. Tidak semua lagi diusung dengan style rock. Dalam lagu Keagungan Tuhan yang aslinya memang bertempo pelan, dibawakan secara simple dengan petikan gitar yang ritmis. Sementara sebagai penutup, dipilihlah Raihlah Kemenangan, lagu berimama mid tempo dengan alunan gema takbir yang bersahut-sahutan. Dengan segenap musik yang diaransemen sedemikian rupa ini GIGI berharap bisa masuk ke selera penggemar muda. Kalaupun ada yang kontra terhadap karya ini adalah sah- sah saja. Yang pasti musik adalah bagian dari seni, dan siapa saja berhak untuk menginterpretasikan. Yang penting esensi dari lagu-lagu yang ada di album ini tidak berkurang kadarnya. Untuk mendukung album ini, GIGI siap menggeber tur ke lebih dari 15 kota di Jabotabek, Jabar, dan Jateng dalam tur bertajuk MUSIK NGABUBURIT DAN GEMA RAMADHAN. Konser yang digelar menjelang buka puasa ini akan diisi juga dengan Dai kondang Gito Rollies dan Sujiwo Tedjo. Semoga apa yang telah diupayakan GIGI ini bisa diterima oleh masyarakat sebagai sarana hiburan yang positif. Amien.

Dan………setelah penggarapan dua album serta puluhan konser di paruh tahun 2004, ‘kebersamaan’ Hendy di GIGI sebagai additional player akhirnya resmi diproklamirkan sebagai drummer GIGI.

Raihlah Kemenangan (Repackage)

Setelah sukses dengan album rohani RAIHLAH KEMENANGAN yang dirilis tahun lalu, kini GIGIArmand (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Hendy (drum) menambahkan dua buah lagu daur ulang, yaitu Perdamaian dan I’Tiraf. Jadilah album RAIHLAH KEMENANGAN REPACKGE yang diluncurkan tepat pada 19 September 2005. mengemas ulang album itu. Kali ini

Alasan apa yang mendasari GIGI mengemas album repackage tersebut ?

“Pihak label (SONY BMG) lah yang meminta kita untuk merilis setelah melihat kesuksesan dari penjualan album Raihlah Kemenangan. Waktu itu ada 4 lagu yang disodorkan, dan kami pilih lagu Perdamaian dan I’tiraf. Kami menggarapnya sekitar empat hari, tepatnya sebelum kami berangkat ke Amerika untuk menggelar “GIGI East Coast America Tour 2005,” tutur Armand.

Kenapa pilihan jatuh di dua lagu itu ?

“Lagu Perdamaian tuh legend banget diantara lagu-lagu marawis atau qasidah-an. Dan liriknya sangat cocok dengan kondisi dunia khususnya bangsa Indonesia saat ini. Ada peledakan bom di Bali , kondisi Aceh yang belum sepenuhnya pulih, dan banyak lagi,” jelasnya lagi.

Lagu Perdamaian ciptaan Drs. H. Abu Ali Haidar yang versi aslinya sarat dengan irama marawis itu dibesut menjadi sangat rock ultra modern khas GIGI namun tanpa kehilangan jati diri lagu itu.

Adapun lagu I’Tiraf, tembang rakyat karya Abu Nawas, sesuai dengan warna musik aslinya yang bertempo lambat, dibawakan oleh GIGI dengan sangat syahdu, dengan variasi up beat tempo pada interlude.

Terjunnya GIGI dalam ranah musik religius ini menjadi terobosan sukses mereka. Ini dimulai dari album RAIHLAH KEMENANGAN yang diirilis dua hari menjelang Ramadhan 2004. Publik dibuat geger mendengar lagu Tuhan (Sam Bimbo) yang mendayu dibesut menjadi sangat nge-rock. Demikian juga dengan lagu Rindu Rasul (Sam Bimbo, Taufik Ismail), Ketika Tangan dan Kaki Berkata (Chrisye, Taufik Ismail). Dan ternyata terobosan itu mendapat tempat di masyarakat pencinta musik tanah air terutama anak-anak muda. Misi GIGI untuk mengenalkan musik bernafaskan islami dengan style dan aransemen selera anak muda mengena. Terbukti dalam setiap konser Ramadhan selalu dipenuhi para penggemar GIGI yang hapal hampir semua lagu-lagu yang dibawakan.

Harapan GIGI persembahan RAIHLAH KEMENANGAN REPACKAGE ini pun dapat diterima seperti album sebelumnya. Semoga bisa masuk ke telinga dan hati penggemar GIGI semua. Amien.


Untuk mendukung album ini, GIGI siap menggeber RAMADHAN TOUR ke lebih dari 20 kota di Jabotabek, Jabar, dan Jateng. Sebagai kick off, mereka menggeber pertunjukan pada 4 Oktober 2005 di Teater Tanah Air - Taman Mini Indonesia Indah pukul 8 malam. Mereka juga menggelar pertunjukan ke sejumlah pesantren dan berkolaboraso dengan anak-anak pesantren setempat.

Next Chapter

22 Maret 2006 GIGI tepat memasuki angka 12 tahun. Sebuah perjalanan yang panjang bagi sebuah band yang pernah mengalami pasang surut di Industri musik. Bagaimana mereka mulai tumbuh, menjadi besar, mengalami konflik internal yang berujung pada pergantian personil, mengalami masa-masa saat menjadi rock star, hingga matang dalam kedewasaan.

Tepat di usia 12 tahun, mereka merilis album baru sebagai bingkisan khusus untuk para GIGIKITANEXT CHAPTER, mengemas 11 tembang yang dibesut dalam konsep musik yang easy listening dalam bangun harmoni minimalis. Suatu kejutan bagi para penikmat musik GIGI manakala mereka biasanya mendapati musik GIGI yang kental dengan eksplorasi sound rock kini ditampilkan lebih rileks dan seperti ajakan ‘ayo kita menikmati musik tanpa harus berpikir.’ (sebutan buat para penggemar GIGI). Album bertajuk

Apakah GIGI memang berniat meninggalkan pakem musik yang selama ini teguh mereka pegang?

Baik Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), sepakat mengakui memang album terbaru ini lain daripada album-album sebelumnya. Menurut mereka proses pembuatan materi album ini benar-benar dikerjakan dalam suasana yang santai dan rentang waktu yang cukup panjang. Mulai digarap sebelum dirilisnya album Raihlah Kemenangan Repackage, kemudian sempat break karena tur ke Amerika, hingga digarap secara intens pada sebulan terakhir sebelum dirilis.

Suasana yang santai berpengaruh pada proses kreatifnya, sehingga tak ayal membuahkan karya yang terkesan lebih rileks.

“Kita tidak mematok lagu ini musti begini atau begitu, tapi begitu diolah di studio hasilnya memang punya rasa yang sama yaitu mood yang santai, “jelas Budjana.

Thomas juga sependapat. Menurut pembetot bass ini beberapa lagu dasar memang upbeat dan nge-rock, tetapi begitu digarap lagi, ujung-ujungnya beatnya medium.

Apapun hasilnya, yang pasti album ini adalah murni pencapaian GIGI saat ini yang apa adanya. Walaupun album ini kesannya santai, proses penggarapannya tetap sesuai prosedur GIGI. Hasilnya, baik sound maupun aransemen tetap terjaga kerapihannya. Bahkan keselarasan rhythm section-nya pun lebih mantap di album ini. Menurut Thomas, baik dirinya maupun Hendy sebagai pemegang rhythm sangat komunikatif. Proses ‘pacaran’ yang dimulai sejak masuknya Hendy di album OST. Brownies telah sampai pada tahap mengerti satu sama lain. Hasilnya, saat penggarapan album pun relatif mudah dan ‘hidup.’

DARI TEMA CINTA HINGGA SOSIAL

Tema cinta tetap kental di album ini, yang diungkapkan secara lugas dan apa adanya. Misalnya dalam lagu Kepastian Yang Kutunggu, yang menjadi hit unggulan, bertutur tentang kegundahan seseorang yang sedang menunggu kepastian cinta. Selain itu adalah tema sosial, yaitu kepedulian GIGI akan nasib bangsa yang diungkapkan dalam dua lagu yaitu Indonesia dan Satu.

MAKNA 12 TAHUN

Bagi GIGI memaknai angka 12 tahun tidaklah muluk. Bagi mereka masih bisa tetap bermain musik, tetap dalam satu visi dan energi yang sama, adalah pencapaian yang luar biasa.

Pintu Sorga

Sungguh suatu kenikmatan manakala kita masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan 1427 H. Bagi kelompok band GIGI, kesempatan itu tidak mereka sia-siakan. Saatnyalah GIGI kembali melakukan syiar Islami dengan cara mereka sendiri. Ya, menyambut Ramadhan, GIGI merilis album rohani terbarunya berjudul PINTU SORGA. Ini adalah kali ketiga GIGI berkecimpung dalam ranah musik Islami setelah sebelumnya sukses merilis album Raihlah Kemenangan (2004) dan Raihlah Kemenangan Repackage (2005).

PINTU SORGA menampilkan 10 tembang rohani Islam dimana kebanyakan isinya adalah lagu Islami populer yang musiknya diaransemen ulang secara segar oleh GIGI dengan nafas pop, rock, hingga punk dan new wave.

Single yang dijagokan adalah PINTU SORGA. Lagu tradisional yang aslinya berasal dari Syria ini dibesut secara full rock dengan menggamit pujangga Taufiq Ismail sebagai penulis lirik lagu. Taufiq Ismail dengan kepiawaiannya merangkai lirik-lirik puitis, menuturkan mengenai anak manusia yang berusaha untuk menggapai pintu sorga, mencari keridhaan Allah SWT.

Dari sisi musikalitas, GIGI tampil secara variatif. Simak saja dalam Sajadah Panjang. Lagu yang versi aslinya dinyanyikan oleh Bimbo dengan syahdu tersebut dibesut dengan hentakan modern rock. Atau dalam lagu Sahur Tiba, karya AT. Mahmud, yang menampilkan secara unik paduan suara Gigikita (penggemar GIGI) dan deretan pemain brass section. Sedangkan pada lagu Damai Bersamamu, GIGI tampil dengan menyuguhkan bintang tamu Andi Rianto pada piano. Dari sepuluh tembang yang ada, dua diantaranya adalah lagu karya GIGI sendiri. Yaitu Kehendak-Mu, yang sebelumnya masuk dalam album kompilasi KITA UNTUK MEREKA. Serta lagu berjudul Dosa Ini, dimana musiknya diciptakan oleh Dewa Budjana, dan lirik digarap oleh Armand.

Dilihat dari isi materi lagu yang kuat, album PINTU SORGA ini diharapkan dapat meraih kesuksesan seperti di album Raihlah Kemenangan. Dan yang lebih penting lagi, menjadi sarana syiar alternatif untuk anak-anak muda Indonesia.

PEACE, LOVE ‘N RESPECT

Musik adalah pengikat kebersamaan kami. Kami hidup untuk musik dan musik pulalah yang menghidupi kami. Sampai kapanpun kami akan terus mempunyai passion di musik. Inilah resep yang membuat kita bertahan hingga tiga belas tahun. (Armand Maulana – vokalis GIGI).

Di usia ketigabelas ini GIGI kembali berkarya lewat album berjudul PEACE, LOVE ‘N RESPECT, yang sebenarnya merupakan kalimat ikon GIGI yang selalu diucapkan mereka dari tahun 1995 dan baru sekarang akhirnya kalimat tersebut dijadikan title album. Berbeda dari album-album sebelumnya, kali ini Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), mengemasnya dengan format akustik (unplugged).

“Ide membuat akustik album sebenarnya sudah muncul sejak lima tahun lalu. Kebetulan GIGIKITA (penggemar GIGI) juga banyak meminta kita membuat format seperti itu. Dan ini adalah album yang belum pernah dibuat oleh GIGI selama 13 tahun berada di musik Indonesia” jelas Armand.

BUTUH KREATIVITAS TINGGI

Kalau sebelumnya GIGI membuat format akustik untuk satu lagu dalam satu album, kini mereka harus membuat untuk satu album full. Di telinga awam, akustik itu identik dengan musik genjrang genjreng belaka. Padahal kemasan akustik itu menuntut detail dan kreativitas dalam membuat aransemen dan sound sehingga satu lagu dengan lagu yang lain tidak sama. Jadi tidak terbayang bagaimana seru dan stress-nya mereka mengulik lagu di studio (kabarnya GIGI khusus dibuatkan studio baru oleh Pos Entertainment, managemen yang membawahi mereka, sehingga mereka konsen menggarap album). Hendy sang penggebuk drum mengaku butuh waktu 14 jam take rekaman untuk dapat sound yang pas. Sementara Budjana harus bereksplorasi dengan hanya berbekal gitar string dan nylon. Atau Thomas yang harus menyesuaikan agar line bass-nya selaras dengan gebukan drum. Sedangkan Armand yang mengisi vokal ditantang menghasilkan suara sebersih mungkin tanpa sound effect pada suaranya kecuali reverb dan delay.

NAKAL

Jangan kaget jika mendengar lagu NAKAL yang digeber sebagai single pertama. Lagu ini sarat dengan eksplorasi kejahilan masing-masing personil GIGI dalam bermusik dan iramanya sedikit keluar dari pakem musik GIGI. Lagu ini dibuat secara tidak sengaja saat GIGI menunggu grup band /rif menggelar general reherseal untuk sebuah pementasan bareng. Awalnya lagu ini bercerita tentang pemanasan global, tetapi setelah hasil listening session bersama orang – orang di kantor Pos Entertainment dan atas usulan mereka, liriknya diubah menjadi lebih santai tentang seseorang yang tidak kuasa menahan rayuan maut seorang wanita.

Puas dengan lagu Nakal yang membuat adrenalin naik, kini saatnya mengendurkan saraf dengan nomor ballad bertajuk 11 Januari, dimana lagu ini diciptakan oleh Budjana dan liriknya ditulis oleh Armand. Lagu yang easy listening ini mempunyai lirik yang ‘dalam’ sekali tentang sepasang manusia yang ditakdirkan bersama dalam suka maupun duka. Tampilnya string section mengiringi petikan gitar semakin membuat lagu ini semakin apik.

Simak nomor lama ciptaan Thomas, Kembalilah Kasih, lagu yang pernah dibawakan oleh Anggun di album terakhirnya sebelum go international. Kalau Anggun membawakannya dengan gaya hard rock era 90-an kini GIGI mendaurnya menjadi musik yang kalem penuh ratapan kesedihan. Disini Indra Lesmana didaulat mengisi piano.

Lagu dengan tempo agak cepat dapat dinikmati dalam nomor seperti Matikan Cintaku atau Tuk Rasa……Tuk Cinta. Dua lagu ini mempunyai mood elektrik, tapi GIGI mengimplementasikannya dengan gaya akustik. Tak ketinggalan menyeruak nomor vintage bergaya 70’an dalam lagu Percayalah, dimana ada permainan perkusi dari Adjie Rao yang semakin menghidupkan suasana.

Akhirnya PEACE, LOVE ‘N RESPECT tak sekedar album, tapi manifestasi dari energi positif GIGI dalam berkiprah di industri musik tanpa kehilangan identitas diri.(Gigionline.com)

ReadMore